Langsung ke konten utama

Santri dan Perannya bagi Negeri




              Santri adalah sebutan bagi siswa yang menempuh pendidkan di pondok pesantren. Walaupun demikian, namun santri sangat lah tidak bisa di anggap sama dengan siswa-siswa pada umumnya yang bersekolah di sekolah-sekolah non-pondok pesantren. Karena model pendidan pondok pesantren itu berbeda dengan model pendidikan sekolah-sekolah biasa pada umumnya. Pondok pesantren memang dipersiapkan untuk mendidik santri-santrinya belajar tentan islam lebih mendalam, juga belajar tentang akhlak dan adab. Sebagaimana kita tahu bahwa pendidikan pondok pesantren di Indonesia sekarang semakin tahun semakin bertambah banyak bahkan bisa dibilang cukup berkembang pesat. Hal ini terbukti dengan antusias masyarakat yang semakin banyak untuk menitipkan putra-putrinya belajar di pondok pesantren. Maka patut kita pertanyakan, sebenarnya apa sumbangsing pendidikan pondok pesantren ini untuk Indonesia? Rasanya tidak akan mungkin jika tidak ada daya ketertarikan tersendiri dan peran pondok pesantren untuk negeri ini sehingga para orangtua antusias untuk menitipkan buah hatinya ke pondok pesantren untuk menjadi seorang santri.
                Kata “santri” menurut Nurcholis Majid berasal dari kata “sastri”, bahasa Sansekerta yang artinya melek huruf. Dan di sisi lain,menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia,kata santri mengandung pengertian yaitu “cantrik” yan dalam bahasa jawa berarti seseorang yang selalu mengikuti guru kemana guru itu pergi. Sehingga menurut para ahli, pengertian “santri” adalah panggilan untuk seseorang yang sedang menimba ilmu pendidikan agama Islam selama kurun waktu tertentu dengan jalan menetap di sebuah pondok pesantren. Maka berangkat dari definisi tersebut, tidaklah heran jika santri itu lebih memiliki nilai ketangguhan dan kecakapan dalam bertindak dibandingkan siswa biasa, karena adanya gemblengan dan didikan dari para kyai dan asatidz. Sedangkan menurut Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim dalam sebuah kesempatan beliau pernah berkata, “ Santri dalam pengertian luas adalah umat muslim yang memiliki basis pengetahuan memadai dan memiliki cara berpikir terbuka, dan menebarkan ajaran islam dalam mewujudkan kedamaian di tengah-tengah kehidupan.”
                Sungguh rasanya tak patut ketika masih ada stigma bahwa santri itu adalah kaum-kaum tradisionalis yang hanya bisa bersarung dan berpeci dengan perkataanya yang penuh dalil dan tausiyah. Karena jikalau kita lihat perkembangan pondok pesantren dari zaman penjajahan sampai dengan saat ini, akan kita temukan beberapa jenis pondok pesantren, diantaranya yaitu, pondok pesantren salaf, pondok pesantren modern, pondok pesantren tahfidz, pondok pesantren bahasa, dan lain-lain.              
Dari tipe-tipe pendidikan santri di macam-macam jenis pondok pesantren akan menghasilkan output yang tentunya berbeda. Pondok Pesantren salaf mereka denan pendidikan tradisionalisnya maka akan menhasilkan santri-santri yang berwatak ulet, beradab karena di sana di ajarkan tentan keuletan baca kitab-kitab kuning dan adab yang luar biasa (ta’dzim)  terhadap para guru/kyai. Selain itu juga ada  pondok pesantren Modern yang menghasilkan output santri bersifat disipin dan berwawasan modern karena disana di ajarkan tentang kedisiplinan yang ketat. Serta pondok pesantren tahfidz yang mengahasilkan santri cerdas dan kuat ingatannya karena gemblengan hafalan.  Maka karakter santri-santripun bermacam adanya dan bisa melengkapi satu sama lain untuk berperan dalam kehidupan sosial nantinya ketika mereka sudah dewasa.
Terbukti peran santri untuk Indonesia ini sangatlah meyakinkan. Bahkan jika kita cermati, kita akan temukan santri-santri yang bisa menduduki cabinet pemerintahan pak Joko Widodo di periode pertama, sebut saja Imam Nahrawi ( Menteri Pemuda dan Olahraga), M Nasir ( Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi ),Hanif Dakhiri ( Menteri Ketenagakerjaan), AM Fachir ( Wakil Mentri Luar Negeri ), dan Lukman Hakim S ( Menteri Agama).
Maka maksud penulis menulis tentang ini yaitu agar kita tahu bahwa santri itu tidaklah bisa dipandang sebelah mata bahkan diremehkan keberadaannya. Karena sebenarnya santri justru memiliki sumbangsih besar bagi negeri ini, Indonesia. Terbukti dengan adanya santri-santri yang saat ini menduduki kursi pemerintahan di negeri ini, santri yang menjadi tokoh publik, santri yang menjadi panutan publik, dan masih banyak lagi peran penting santri ini bagi Indonesia bahkan dunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Software-software Hadist dalam Takhrij al-Hadits

               Kodifikasi hadits sejak abad ke 2 Hijriyah hingga masa kini banyak mengalami perkembangan. Bahkan sejak zaman Rasulullahpun penulisan hadits-hadits sudah ada yaitu berbentuk Shahifah yang ditulis oleh beberapa sahabat Nabi saw. Tentunya berbeda wujud dalam penulisannya dengan masa sekarang, karena dengan media, inovasi dan kebiasaan yang berbeda pada masa itu yang saat itu masih menggunakan media kulit hewan, pelepah kurma. Termasuk hasil dari kodifikasi klasik ini adalah Shahifah para sahabat, seperti Abdullah bin Amr.                 Lalu ketika zaman setelah sahabat, maka menyebarlah hadits-hadits dari nabi, disebabkan mulai banyak liqo’ al-ilm pada zaman itu yaitu penyampaian hadits-hadits dari sahabat ke tabi’in. Kemudian berlanjut tabi’in menyampaikan kepada generasi setelahnya dan begitu terus seterusnya. Sampai kelak muncul kitab hadits yan...

Pancasila itu Islami Banget

        Pancasila merupakan dasar bangsa yang telah dirumuskan oleh para founding fathers dengan segala pertimbangan yang matang serta berbagai dinamika di dalam penyusunannya. Founding fathers adalah julukan bagi 68 orang tokoh Indonesia dari penjajahan bangsa asing dan berperan dalam perumusan bentuk atau format negara yang akan dikelola setelah kemerdekaan. Mereka berasal dari berbagai macam latar pendidikan, agama, daerah, dan suku/etnis.   Dari perbedaan-perbedan latar belakang tersebut, maka tak bisa dipungkiri itu memicu timbulnya perselisihan pendapat dalam merumuskan dasar negara. Salah satu latar belakang yang mempengaruhi saat itu dan  menonjol di kalangan mereka adalah tentang agama. Sebut saja KH. Agus Salim, salah satu tokoh Islam yang berpendapat bahwa negara ini harus berdasar pada Al-Qur’an dan Hadis serta masih banyak lagi usulan-usulan dari tokoh lain mengenai dasar negara ini. Namun sampailah pada kesepakatan bahwa dasar n...