Langsung ke konten utama

Peran Software-software Hadist dalam Takhrij al-Hadits



               Kodifikasi hadits sejak abad ke 2 Hijriyah hingga masa kini banyak mengalami perkembangan. Bahkan sejak zaman Rasulullahpun penulisan hadits-hadits sudah ada yaitu berbentuk Shahifah yang ditulis oleh beberapa sahabat Nabi saw. Tentunya berbeda wujud dalam penulisannya dengan masa sekarang, karena dengan media, inovasi dan kebiasaan yang berbeda pada masa itu yang saat itu masih menggunakan media kulit hewan, pelepah kurma. Termasuk hasil dari kodifikasi klasik ini adalah Shahifah para sahabat, seperti Abdullah bin Amr.
                Lalu ketika zaman setelah sahabat, maka menyebarlah hadits-hadits dari nabi, disebabkan mulai banyak liqo’ al-ilm pada zaman itu yaitu penyampaian hadits-hadits dari sahabat ke tabi’in. Kemudian berlanjut tabi’in menyampaikan kepada generasi setelahnya dan begitu terus seterusnya. Sampai kelak muncul kitab hadits yang berbeda tipe, ada Kitab Shohih Al-Bukhari dan Shohih Muslim, kitab Sunan Abu dawud dan An-Nasa’I, Kitab Al-Musnad dan lain-lain. Maka dengan hal tersebut menyebarlah semakin luas hadits-hadits nabi ke segala penjuru dan semakin mudah di jumpai lewat kitab-kitab tersebut.
                Seiring dengan perkembangan pengetahuan manusia, maka muncullah teknoloi-teknologi baru yang semakin membantu kehidupan manusia menjadi mudah. Dalam kajian hadits terhusus, jika zaman-zaman sebelumnya jikalau kita ingin mentakhrij hadits, maka secara manual kita harus membuka kitab-kitab hadits sebagaimana tersebut diatas yang terkadang berjilid-jilid jumlahnya. Ataupun juga dapat dilakukan dengan takhrij manual mengunakan kitab ­takhrij seperti kitab al-Jami’ al-Sagir. Nah di era modern ini, terutama sejak ditemukannya teknologi computer, jutaan kitab hadits yang berjilid-jilid itu pun di digitalisasi dan dimasukkan dalam dunia computer sehinga lebih praktis dan efisien. Sebut saja seperti ­software Jawami’ al-Kalim, Maktabah As-Syamilah.
                Maka dari itu, penulis berkesimpulan bahwa kita di era modern ini yang serba mengunakan teknologi, sudaah sepatutnya bersyukur karena dipermudah dalam kajian hadits yan tinggal hanya menggunakan software-software yang bisa banyak dijumpai. Sehigga tidak usah lagi repot membuka-buka kitab hadits yang tebal dan berjilid-jilid.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pancasila itu Islami Banget

        Pancasila merupakan dasar bangsa yang telah dirumuskan oleh para founding fathers dengan segala pertimbangan yang matang serta berbagai dinamika di dalam penyusunannya. Founding fathers adalah julukan bagi 68 orang tokoh Indonesia dari penjajahan bangsa asing dan berperan dalam perumusan bentuk atau format negara yang akan dikelola setelah kemerdekaan. Mereka berasal dari berbagai macam latar pendidikan, agama, daerah, dan suku/etnis.   Dari perbedaan-perbedan latar belakang tersebut, maka tak bisa dipungkiri itu memicu timbulnya perselisihan pendapat dalam merumuskan dasar negara. Salah satu latar belakang yang mempengaruhi saat itu dan  menonjol di kalangan mereka adalah tentang agama. Sebut saja KH. Agus Salim, salah satu tokoh Islam yang berpendapat bahwa negara ini harus berdasar pada Al-Qur’an dan Hadis serta masih banyak lagi usulan-usulan dari tokoh lain mengenai dasar negara ini. Namun sampailah pada kesepakatan bahwa dasar n...

Santri dan Perannya bagi Negeri

              Santri adalah sebutan bagi siswa yang menempuh pendidkan di pondok pesantren. Walaupun demikian, namun santri sangat lah tidak bisa di anggap sama dengan siswa-siswa pada umumnya yang bersekolah di sekolah-sekolah non-pondok pesantren. Karena model pendidan pondok pesantren itu berbeda dengan model pendidikan sekolah-sekolah biasa pada umumnya. Pondok pesantren memang dipersiapkan untuk mendidik santri-santrinya belajar tentan islam lebih mendalam, juga belajar tentang akhlak dan adab. Sebagaimana kita tahu bahwa pendidikan pondok pesantren di Indonesia sekarang semakin tahun semakin bertambah banyak bahkan bisa dibilang cukup berkembang pesat. Hal ini terbukti dengan antusias masyarakat yang semakin banyak untuk menitipkan putra-putrinya belajar di pondok pesantren. Maka patut kita pertanyakan, sebenarnya apa sumbangsing pendidikan pondok pesantren ini untuk Indonesia? Rasanya tidak akan mungkin jika tidak ada daya ketertarikan t...